Nah, setelah di Khusyu’Part I, telah dijelaskan kaitan erat antara Salat dan Khusyu’, di bagian
ini kami akan menyertakan beberapa ulasan dari beberapa Ulama’ tentang Trik
Khusus untuk mendorong timbulnya kekhusyuan dalam salat. Memandang karena
khusyu’ merupakan patisari dari salat, sebagaimana gizi dalam makanan(tentu ini
perbandingan yang jauh, tapi tak apalah. Qoidahnya “pas-ngepasin’. Hem)
selanjutnya kami sebut trik ini dengan “4 Usaha, 5 Sempurna”, empat
dilakukan saat salat, yang satu sebelum salat. Mungkin trik-trik ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi saya pribadi. Aamiin.
Berikut sebagian
trik-trik yang dapat diusahakan untuk mendorong timbulnya khusyu’ saat salat:
Image: Salat |
1. Menghadirkan diri
di hadapan ilahi
Allah
SWT adalah dzat yang maha mengetahui baik yang terang-terangan atau yang
tersembunyi dan yang disembunyikan sekalipun. Yang demikian Allah SWT tahu
tanpa diberi tahu. Artinya, saat salat Allah tahu bacaan yang diucapkan di
bibir, gerakan salat oleh tubuh sekaligus apa yang terbesit oleh fikiran dan
apa, bagaimana gerak-gerik lubuk hati.
Karena
itu, saat seorang hamba salat/menghadap-Nya sedang Allah tahu dengan keadaan
kita—dzohir-batin, yang belum-sedang dilakukan, atau yang sudah-sudah. Bisa
saja karena kita tidak memenuhi hak-hak Allah SWT, saat itu Allah menampak
dengan sifat qohhar(memaksa)nya, sehingga amal(salat) hamba ditolak.
Atau, bisa saja Allah SWT menerima amal(salat) diterima semata-mata karena
sifat Rahman Allah SWT. Insyaallah jika rasa demikian dihadirkan dalam
hati sejak takbirotul ihram akan terdorong timbulnya rasa Khusyu’.
Ulama’
juga memberikan cara lain. Yaitu saat anggota tubuh menghadap qiblat, maka
rasakan bahwa kita sedang berhadapan secara langsung kepada Allah SWT,
sebagaimana masa berhadapan kepada Allah SWT di hari kiamat untuk
mempertanggungjawabkan amal-amal kita. Kalau ini masih sulit, maka sesungguhnya
Allah selalu mengawasi kita, yang kita lakukan, ucapkan, dan pikirkan.
2. Tadabbur Qiroah
dan Dzikir
Banyak
bacaan yang dibaca dalam salat, baik yang terdiri dari ayat al-Qur’an, doa-doa
atau dzikir lainnya, baik yang fardlu atau yang sunnah. Untuk mendorong khusyu’
bacaan-bacaan tersebut dibaca secara tartil. Lisan membaca bacaan
pelan-pelan, sedang hati meresapi makna yang dibaca. Bibir mengecapi bacaan
demi bacaan sekaligus makhroj dan tajwid-nya, sedang hati
‘merasai’ dengan menerjemahkan dalam hati.
Salah
satu contoh meresapi bacaan-bacaan solat seperti: saat mengucapkan الله أكبر hati meng-Agungkan Allah, tidak ada agung
selain Allah SWT. Saat lisan membaca وجهتُ وجهِىَ semua anggota kita hadapkan
tubuh—dzohir,batin—kepada Allah, dan berpaling dari selain Allah. Saat membaca ألحمد لله hati ingat akan nikmat-nikmat yang telah Allah
anugrahkan, seraya mensyukuri. Saat lisan mengucap إياك نعبد وإياك نستعين , hati sadar akan betapa lemah dan ketidakmampuan diri. Dan
seterusnya.
Jika
hal ini tidak dapat dilakukan secara langusung secra keseluruhan, maka berusah
memulai dengan rukun-rukun qouli semisal takbirotul ihram dan fatihah. Jika
tidak, minimal membaca bacaan-bacan, doa, dan dzikir-dzikir dalam salat dengan
pelan-pelan(tartil).
3. Memperlama sujud
dan ruku’
Ruku’
dan sujud merupakan merupakan waktu paling dekat antara hamba dan
Allah(rahmat-Nya). Sebenarnya saat ruku’ dan sujud ini adalah rukun yang lebih
mudah—dibanding rukun lainnya—untuk mendapatkan timbulnya khusyu’. Karena itu,
untuk mendorong khusyu’ dalam salat adalah dengan memperlama ruku’ dan sujud.
Yang
demikian, dapat dilakukan dengan memperbanyak bacaan tasbih saat ruku’ dan
sujud. Semisal membaca سبحان ربي العظيم
وبحمده saat ruku’, atau سبحان ربيى الأعلى وبحمده saat sujud sebanyak
sebanyak 11 kali atau 7 kali. Jika tidak, mula-mula minimal 3 kali.
4. Memfokuskan
pandangan terhadap tempat sujud
Memfokuskan
pandangan terhadap tempat sujud adalah usaha anggota tubuh untuk khusyu’.
Caranya adalah dengan memfokuskan pandangan ke area sujud sejak takbirotul
ihram sampai akhir salat. Hanya pada saat tahiyat akhir, pandangan
diarahkan ke jari telunjuk, sejak jari telunjuk diangkat. Selain memfokuskan pandangan ini, anggota
yang lain juga harus diam dan tenang. Tidak memainkan dengan
menggerak-gerakkan—yang tidak diperlukan—atau tolah-toleh ke kiri-kanan.
Tapi, diam merendahkan(diri).
Image: Sujud |
Selain trik
diatas, ada kiat-kiat yang dapat diupayakan sebelum menunaikan salat, yang
dapat membantu timbulnya khusyu’ dan menyempurnakan salat. Kiatnya adalah
dengan mempersiapkan diri sejak sebelum masuk waktu salat dengan bersesuci(wudlu’/mandi),
sambil menunggu bisa mengisi dengan berdzikir atau baca al-qur’an. Lalu salat
sunnah qobliyah. Lalu membaca istighfar, menghadap qiblat secara jasmani
dan menghadapkan secar ruhani kepada Allah, kemudian membaca surat An-Nas (Qul
a’udzu bi robbinnas), kemudian takbirotul ihrom.
namun, bagaimana
jika khusyu’ tidak juga timbul meskipun cara-cara di atas telah dilakukan?
Sekeras apapun usaha yang telah dilakukan, Khusyu’ tetaplah anugrah dari Allah
SWT. Karena itu, tidak perlu berputus asa atau merasa puas. Yang perlu
diusahakan adalah salat, salat, dan salat sehingga Allah menganugrahkan khusyu’
kepada kita. Waallau A’lam
Disarikan dari: kitab
I’anatut Tholibin juz 1
Tag :
Yang Unik
1 Komentar untuk "Khusyu’ Part II: 4 Usaha, 5 Sempurna"
tapi yang sulit bagi kita adalah" menghadirkan diri dihadapan ilahi" itulah yang sangat sulit buat kita...
mungkin ada cara untuk itu semua?