Catatan Kaum Santri

5 Hal Yang Dekat Dengan Santri

Kita tahu, santri adalah bagian komunitas yang menetapi di dalam pesantren. Selain, letak pesantren kebanyakan berada di desa dan menjauh dari lalu-lalang masyarakat secara umum, penghuni di dalamnya pun memang dibikin  untuk tidak terlalu banyak berkomunikasi dengan warga di luar pesantren. Demi untuk lebih pemfokusan dan penggunaan waktu untuk belajar, ada peluang kecil untuk aktif beraktifitas di luar pesantren secara bebas. Peluang inipun masih harus dengan undang-undang dan prosedur tertentu. Hanya pada saat yang di perlukan atau  saat hari libur saja santri bersama masyarakat umum dapat sejenak menghirup udara di luar.
Keadaan demikian bukan untuk mempersempit ruang gerak santri sebagai mahluk sosial, apalagi untuk melarang interaksi dengan sesama. Namun, meminimalisir dampak negatif dari interaksi yang kian bebas dan mempersiapkan jatidiri—memilih,memilah dan menetralisir—yang  mantab bagi santri sebelum benar-benar bergabung dengan masyarakat secara luas, adalah menjadi tujuan sebenarnya. lain itu, dalam pesantren sendiri ada hal yang bermanfaat yang tersedia. Maujud hal-hal itupun terbentuk secara kultural dalam sehari-hari. Tentu yang demikian sangat dekat dengan santri, sekaligus tidak mudah ditemui di tempat lain.
Berikut 5 Hal Yang Dekat Dengan Santri:
5 Hal Yang Dekat Dengan Santri


  1. Ulama’/Kyai
Berkumpul dengan ulama’ merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ketenangan sacara ruhani. Sebagaimana pernyataan “Kumpulono Wong Kang Soleh”, salah satu lirik lagu “Tombo Ati” yang di populerkan oleh Opick. Nah, secara mudah penulis anggap Kyai/ Ulama sebagai gambaran insan soleh. Jika seseorang berkumpul dengan Kyai/ulama disadari atau tidak salah satu Tombo Ati akan diperoleh.
Pesantren, selain dari tempat ini dilahirkan kyai-kyai, ulama-ulama baru, di tempat ini memang tempat yang paling dekat dengan Kyai/ Ulama’. Sebut saja, suatu tempat tidak akan disebut sebagi pesantren kalau di tempat tersebut tidak ada  Kyai, satupun. Memang, syarat adanya pesantren, adalah adanya Kyai yang menggembleng keilmuan dan karakter santri. Peran kyai menjadi prioritas utama dalam lingkungan pesantren. Baik Kyai yang kebetulan memang pengasuh di pesantren terkait, atau kyai/ Ulama’ yang didatangkan untuk turut memberikan pendidikan bagi santri.  Sehingga,  interaksi dengan kyai sangat mudah dilakukan bagi santri yang sedang menimba ilmu di pesantren, selain karena kebanyakan tempat tinggal Kyai berada di ddalam lingkungan Pesantren(asrama santri) Meski tidak semua santri bisa berkomunikasi dengan kyai  secara langsung, namun selam di pesantren, dapat dipastikan kesempatan untuk berada dalam satu ruang dan waktu dengan kyai sangat mudah dilakukan semisal majelis belajar-mengajar, salat jama’ah, dll. kemungkinan besar kesempatan seperti ini tidak mudah di temukan ditempat lain.

  1. Karya Ulama klasik (kitab kuning)
Tentang karya Ulama Klasik, santri tidak perlu ditanya. Kitab kuning mulai dari tingkatan bawah sampai atas, merupakan salah satu penduduk sehari-hari di pesantren, khususnya bidang Fiqh, Nahwu,Sorrof, tasawuf, Tafsir, dll. Saking dekatnya, mungkin kitab kuning ini tak pernah absen bagai sarapan pagi atau makan malam bagi santri. Meskipun kadang memang sengaja dipaksakan untuk di emplok.

  1. Sastrawi
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Banyak hal yang berbeda mengenai proses pendidikan di pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya. Sebut saja kurikulum, tidak ada kurikulum tertentu yang dibakukan sebagai kurikulum pendidikan pesantren. Pesantren yang satu dengan yang lain pun memiliki kurikulum berbeda dalam mendidik santri, meskipun ilmu yang diajarkan relatif sama, yaitu Ilmu agama yang bersumber dari al-Qur’an, Hadits dan  karya Ulama’ Klasik (kitab kuning) sebagaimana poin no 2.
Nah, kitab kuning yang diajarkan pun juga beragam. Ada yang berbentuk kitab matan, syarah, ringkasan bahkan yang berkonten nadzom. Semua bentuk-bentuk ini menjadi bahan ajar di pesantren, Termasuk yang berbentuk nadzom (syair-syair arab) sekalipun. Bagi anda yang pernah nyantri, kitab Nadzom semisal ‘Tuhfatul Athfal, ‘Aqidatul Awam, ‘Amrithi, Maqsud, Alfiyah Ibn Malik dll, tak asing di telinga. Kitab–kitab itu adalah sebagian kecil kitab yang memuat fan ilmu tertentu yang di sajikan dalam bentuk syi’ir—kalimat-kalimat indah berbahasa arab yang digubah kedalam bentuk Syair—dari sederet kitab nadzom yang diajarkan di pesantren. Bahkan, tak hanya diajarkan namun juga dihafalkan.
Karena itu, lantunan-lantunan nadzom dengan berbagai intonasi terdengar di pesantren, tak peduli di bilik santri, musola, kelas bahkan kantin sekalipun. Dari sekelompok santri, segerombol atau seorang saja, tak peduli senior atau junior, sah saja lantunan itu menyuara. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya sastra sangat dekat dengan kehidupan santri.

  1. Hizb dan Aurod
Diakui atau tidak ilmu-ilmu Supranatural tidak dapat kita tiadakan praktiknya disekitar kita. Di kalangan santri bacaan serupa tidaklah asing.  Bacaan-bacaan itu biasanya berisi ayat al-qur’an, dzikir, doa-doa atau wirid  untuk diamalkan secara rutin.  Sebut saja Hizb Nasar, Hizb Bahar, Rotib Al-Haddad, Hizb Nawawi , dll, doa-doa tersebut sampai saat ini masih eksis di pesantren-pesantren di Indonesia. Bahkan terus di lestarikan  dengan di Ijazahkan dan diamalkan secara rutin.

  1. Undang-Undang dengan seperangkat Hukumannya
Nah, bagian ini sebenarnya adalah suatu tantangan bagi santri. Bagaimana tidak, peraturan  di pesantren rata-rata berada satu level di atas norma yang berlaku di masyarakat. Sebagian Hal yang menjadi anjuran atas nama moral, di pesantren menjadi hal yang wajib. Hal yang tak pantas di masyarakat, sebagian menjadi hal terlarang di pesantren. Bahkan yang biasa saja di masyarakat bisa saja menjadi hal yang terlarang di pesantren. Apalagi yang jelas-jelas tak diperbolehkan.
Memang, dunia santri tidak akan pernah lepas dengan yang namanya “peraturan”. Ketat dan tegasnya peraturan di pesantren menjadi salah satu sisi yang membedakan pesantren dengan dengan lembaga pendidikan lainnya. Bahkan,  sebagian ada yang menyitir bahwa tingkat kedisiplinan dan kualitas pesantren dapat di ukur seberapa tegas aturan yang di jalankan oleh pesantren tersebut. Yah, meskipun masih ada saja santri yang berani  melanggar. “peraturan itu dibuat untuk dilanggar,hehe,,” kata salah satu santri yang melanggar. Konsekunsinya kalau dilanggar, hukuman tegas dengan segera ambil bagian. Yang sebagian bentuk-bentuknya telah dijelaskan sebelumnya di 11 Ta'zir Yang Sering Dialami Santri Melanggar Di Pondok Pesantren.


 Demikian beberapa hal yang dekat dengan santri berdasarkan pengalaman penulis. Mungkin ada pengalaman yang lain bagi pembaca, boleh dong kami nantikan di komentar. Atau mungkin malah ada dari hal-hal di atas tidak di temui oleh pembaca di pesantren, kami juga tunggu sarannya. 
Tag : Ala Santri
0 Komentar untuk "5 Hal Yang Dekat Dengan Santri"

Back To Top