Catatan Kaum Santri

Dua Hal Yang Tak Biasa di Pesantren

Berbicara tentang pola hidup, dekat hubungannya dengan tatacara yang biasa dilakukan setiap insan yang hidup. Pola hidup bisa meliputi gaya berpakaian, gaya hidup, pola belajar, bahkan gaya makanan. Ya, setiap komunitas masayarakat memilik kebiasaan tersendiri melakoni jalan hidupnya. Bahkan setiap individu juga tak jarang memiliki gaya hidup berbeda dengan individu lainnya.

Santri sebagai salahsatu Komunitas insan juga memiliki kebiasaan hidup yang sama dengan komunitas masyarakat Indonesia pada umumnya. Meskipun begitu, juga ada beberapa kebiasaan masyarakat umum, tak biasa bagi kehidupan santri saat di pesantren. Salah satunya mungkin dapat anda baca di postingan sebelumnya dengan judul Lima Menu Masakan Istimewa Ala Santri. Kalau kita baca sejenak(sebaiknya tak dibaca sejenak, tapi selengkapnya) isi dari postingan tersebut merupakan salahsatu hal yang dekat dengan gaya hidup santri terkait masalah makanan. Selain itu, Mungkin pembaca (khususnya bagi yang pernah hidup di pesantren) masih dapat menemukan lebih banyak lagi bentuk-bentuknya.
 Nah, di postingan ini saya akan mencoba mengulas sedikit hal yang tak biasa dikalangan santri. Apa saja ya? Berikut dua hal yang tak biasa di pesantren:

  • ·      Berhubungan dengan Lain Jenis, selain Mahram

Tidak bisa dipungkiri interaksi dengan sesama, merupakan salah satu rukun-hidup yang tidak dapat kita tinggalkan. Karena itu, di sekeliling kita dapat menemukan berbagai macam bentuk interaksi tersebut. Interaksi anak-orang tua, muda-tua, guru-siswa, antar teman, bahkan obrolan cewek-cowok juga dapat kita lihat dengan mudah baik di pasar, terminal, perkantoran atau lembaga pendidikan pada umumnya. Selagi hubungan itu mengalur pada ranah yang dibutuhkan dan tidak melampaui batas norma, itu hal yang ‘biasa’.
Meskipun biasa, dikalangan pesantren berhubungan dengan lain jenis dibatasi pada hubungan semahram saja. Lain itu, jangan coba-coba. Sejak dini santri diajarkan mengurangi—bahkan meniadakan sama sekali—aktifitas yang menjerumuskan. Salahsatunya, interaksi dengan lain jenis itu (interaksi yang dimaksud: interaksi menyeret pada hal-hal negatif sebagaimana yang sering kita dengar dari berita yang beredar). Nah, untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Pesantren melarang berhubungan dengan lain jenis secara bebas. Pemisahan Lokasi asrama putra-putri beserta seperangkat kegiatan pesantren, prosedur dan aturan meminimalisir ruang gerak santri untuk saling berhubungan dengan lain jenis selain mahram. Kalau masih ada yang berniat untuk mencari jalan alternatif untuk ‘berhubungan’, sanksi semisal gundulan tampil untuk menyurutkan niatnya. Cibiran  dari santri lain kepada yang telah sukses ‘melakukannya’ akan menyerimpung untuk tak lagi coba-coba. “ yang tak biasa, jangan dilakukan Kang”.

  • ·    Gadget beserta Dumay-nya

2016, zamannya Dumay(Dunia Maya). Berbagai gadget, android dengan berbagai fitur didalamnya, mudah didapat. Harganyapun terjangkau kantong kebanyakan orang. Keadaan yang seperti ini memudahkan orang zaman sekarang—remaja-dewasa, pria-wanita, pejabat atau rakyat—untuk berjejaring di dunia maya. Up date status serta membubuhkan komentar atau sekedar Nge-like di facebook, ngoceh di akun twitter dan media sosial lainya sudah bukan merupakan hal langka saat ini.
Mata membeku pada layar Gadget, komputer, apatis dengan orang sekitarnya demi turut Lalu-lalang di dunia maya, biiasa kita temui di tempat umum,warung kopi, perkantoran, sekolah, bahkan di persawahan sekalipun. Dan Budaya hidup komunal sudah menjangkit. Terlepas dari positif dan tidak nya Gadget dan dumaynya, yang jelas keduanya kini adalah hal yang biasa, tidak memandang siapa dan dimana. Hanya di beberapa tempat saja sulit kita temui. Salah satunya, Pesantren.
 Di sebagian besar Pesantren, Gadget (dan alat komunikasi kekinian lainnya) sulit ditemuii penampakannya. Bagaimana tak sulit, kepemilikan benda inipun dibatasi. Bahkan tergolong ‘benda haram’. Karena itu, bagi santri yang nekat memiliki benda ini perlu mencari titik-titik tersembunyi dari penciuman lurah/pengurus pondok terkait, untuk menggunakannya. Sebelum bergabung didunia maya, terlebih dulu harus memasuki tempat gelap dan tertutup sama sekali. Kalau tidak gundulan dkk menanti anda. “ yang tak biasa jangan di biasakan. Yang sabar ya” kata keamanan pondok kepada salah satu santri yang tertangkap basah mencet-mencet benda tersebut.

Tulisan ini bukan untuk menguliti Baik-buruknya, positif-negatifnya, atau alasan melakukan-tidaknya. Disini kami hanya sedikit mengurai sebagian kebiasaan diluar pesantren namun tak biasa di pesantren. Tentu, tulisan ini tidak mewakili secra keseluruhan. Sebab itu, bagi sahabat pembaca diharapkan dapat berbagi contoh-contoh lain yang sesuai dengan topik. Dan Jangan lupa kritik dan saran, selalu diharapkan. Monggo.


Tag : Ala Santri
0 Komentar untuk "Dua Hal Yang Tak Biasa di Pesantren"

Back To Top